Senin, 05 Juni 2017

Wanita Tangguh

Wanita Tangguh
  
                      

                  Hartini kecil lahir pada tanggal 19 November 1967 di Wonosobo tepatnya di Desa Kalidadap.Ia mempunyai nama panjang yaitu Budi Hartini. Ia anak keempat dari lima bersaudara. Ia lahir dari pasangan suami-istri yang sederhana yaitu Sukadar dan Sri Murdianti. Kehidupan kecilnya sangat sederhana, namun ia tetap merasa bahagia.
           Dari lahir sampai anak-anak ia tinggal bersama keluarga yang bahagia. Saat beranjak bertambahnya usia ia bersekolah di Sekolah Dasar yang tempatnya di Desa Kalidadap yaitu SDN 1 Kalidadap. Ia melewati masa kanak-kanak dengan bahagia. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, namun saat SMP ada sedikit perbedaan karena ia sekolah di Wonosobo tepatnya di SMPN 2 Wonosobo. 
           Ia tinggal di Wonosobo bersama dengan kakak pertamanya di sana ia mulai mempelajari bagaimana rasanya jauh dari orang tua. Sejak SMP pula ia mulai mengenal kedisiplinan, tanggung jawab, kabersihan dan lain sebagainya. Saat SMP juga ia mempelajari hal-hal baru baik yang diajarkan kakaknya maupun hal-hal baru yang ia dapatkan di sekolah pada kehidupan sehari-hari. Setelah lulus dari SMP ia meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi yaiti tingkat SMA, karena nilai yang lumayan memuaskan ia pun bisa melanjutkannya di SMA  favorit di Wonosobo yaitu di SMAN 2 Wonosobo, walaupun di sana lebih terkenal oleh kegiatan nonakademiknya. Masa-masa SMA yang penuh kegembiraan bersama seorang sahabat.
                  Setelah melewati masa-masa SMA akhirnya ia dapat melewatinya dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Pada saat memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi ia sempat merasa bingung untuk memilih perguruan tinggi yang diinginkannya. Sampai akhirnya setelah berpikir lama untuk memilih perguruan tinggi, ia dipilihkan oleh ayahnya untuk menjadi guru, namun ia tidak tertarik. Akhirnya ia memutuskan untuk memulai mempelajari dibidang pertanian. Setelah lama mempelajari dibidang pertanian, ia memberanikan diri untuk membuka lahan pertanian yang dia miliki sendiri dan menjalankan pekerjaannya di bidang pertanian.
      Pada tahun 1989 Hartini bertemu dengan seorang lelaki yang ia cintai. Lelaki itu bernama Suwarno. Lelaki Setelah lama menjalin hubungan kekasih akhirnya keduanya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dan melanjutkannya ke pelaminan. Setelah mendapat restu dari kedua orang tua masing-masing, keduanya langsung mengadaan acara pernikahan pada tahun 1990. Tidak lama kemudian saat Hartini sedang hamil anak pertamanya ia tidak ditemani oleh sang suami. Di sinilah ia mulai belajar menjadi orang tua tunggal untuk beberapa kurun waktu sesampainya sang suami kembali.
         Pada tahun 1991 ia melahirkan seorang anak perempuan yang merupakan  anak pertamanya. Anak perempuan pertamanya di beri nama Hastika Purwaningsih. Cukup lama setelah lahir anak pertama pada tahun 1996 Hartini melahirkan anak keduanya sekaligus anak perempuan ke dua yang diberi nama Erma Yuliani. Tak lama kemudian pada tahun 2000 ia melahirkan anak ketiganya dan sekaligus anak perempuan ketiganya. 
         Setelah melahirkan anak ketiga Hartini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan menjadi seorang ibu rumah tangga dan mengurus anak-anaknya. Pada tahun 2013 ia mulai menderita sakit, ia sudah berobat dibanyak rumah sakit namun penyakitnya itu belom bisa disembuhkan. Sampai akhirnya pada tahun 2015, ia diketahui terkena penyakit diabetes. Saat sakit ia selalu ditemani oleh sang suami dan juga anak-anaknya walaupun anak pertama dan keduanya tidak selalu bisa menemani karena tuntutan pekerjaan dan kuliah. 
            Puncak kesakitan Hartini terjadi pada tahun 2016, saat anak ke tiganya menginjak ke jenjang SMA. Pada saat itu ia sudah terkena koma kurang lebih 2 hari. Keluarga dan kerabatnya sudah pasrah dengan keadaannya. Setelah koma 2 hari akhirnya ia menghambuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah melalui sakit yang begitu lama namun ia bisa menahan sakitnya sampai kurang lebih 4 tahun. Ia adalah seorang perempuan yang tangguh, seorang perempuan yang mempunyai jiwa semangat untuk melawan penyakitnya.

Minggu, 02 April 2017

MUSEUM SANGIRAN

SEKILAS TENTANG MUSEUM SANGIRAN

Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO (1995). Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia. Daerah ini terdiri dari sekitar 56 km² (7km x 8 km). Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspos isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi. Di Museum Sangiran dipaparkan sejarah manusia purba sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala Pleistosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak yang terlengkap di Asia. Selain itu juga dapat ditemukan fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut serta alat-alat batu.

Hasil gambar untuk gambar museum sangiran


Pada Museum Sangiran terdapat 3 bagian ruang pameran. Sebelum memasuki ruang pameran pada Museum Sangiran kita dapat menjumpai lapisan tanah lahar vulanik yang berusia 1,8 juta tahun.


Di ruang pameran pertama dapat dijumpai sejumlah fosil dan replika manusia purba Sangiran hingga binatang bersejarah. Tampak juga sejumlah diorama manusia purba dengan latar belakang yang dibuat seperti zaman itu. Di ruang pameran pertama juga terdapat temuan terbaru, seperti temuan fosil gajah purban dan fosil buaya purba.



Kemudian di ruang kedua dapat dijumpai ruang berupa bioskop sederhana berisi penjelasan ilmiah. Kita juga dapat melihat replika dari para tokoh penemu fosil manusia purba, beserta penjelasan dan tahun penemuannya. Bahkan untuk ukuran museum, penataan yang ada di dalamnya begitu menarik dan informatif.



Lalu di ruangan ketiga atau yang terakhir, dapat dijumpai sebuah aula besar seperti kubah yang menampilkan replika masa keemasan Homo Erectus dalam skala besar. Cukup dengan berdiri di sana, rasanya Anda sudah seperti berada di masa lalu.